Dewasa itu Sulit🥺


***

Sekarang, anak kecil itu sedang berjuang untuk melanjutkan hidupnya. Walau kadang sambil menangis, dan banyaknya keluhan ingin menyerah yang hampir setiap hari keluar dari bibirnya. Anak kecil itu tetap berani memilih hidup. Mengesampingkan semua rasa takut dan membusungkan dadanya. Sama seperti dulu waktu itu ia memerankan tokoh pahlawan super favoritnya. 


Setelah dewasa, kini ia harus benar-benar menjadi superhero untuk keluarganya. Anak kecil itu dewasa menjadi pahlawan untuk Ayah Bundanya. Sampai-sampai egois mengesampingkan lukanya sendiri. Yang ditutupi rapat-rapat seolah sedang tidak terjadi apa-apa. Semuanya seperti bahagia dan baik-baik saja. Anak kecil yang dulunya menangis paling keras, sekarang menjadi yang menagis paling diam. Menyembunyikan air matanya agar tidak ada yang tahu tentang bagaimana dunia kita berhasil menghancurkan hidupnya. Padahal mimpinya pun sederhana. Hanya ingin menjadi bahagia, yang kemudian bisa membahagiakan orang tua. 


Begitu tahu kalau dewasa ternyata menyeramkan, anak kecil itu sekarang hanya bisa diam sendirian. Mendambakan waktu akan kembali membawanya ke usia 10 tahun, dimana dunia sedang ramahnya untuk bermain. Lalu setelah dewasa, ternyata sekarang giliran kita yang dipermainkan dunia. Seolah kita mainan bagi manusia dewasa lainnya. Seolah kita yang paling salah dan mereka yang paling benar. Dan masih banyak lagi hal tidak adil yang ada di dunia setelah kita dewasa.


Belum lagi dengan harapan orang tua yang setiap hari ada di depan pelupuk mata, yang selalu menunggu untuk segera diwujudkan. Semua orang menyuruhnya untuk buru-buru, seolah menjadikan nyata sebuah mimpi orang tua itu adalah hal yang mudah. Semua orang inginnya cepat, padahal kita juga sedang tidak diam saja. 


Dunia menuntut kita untuk segera-segera. Sedangkan kita, selalu mengeluhkan keadaan yang tidak baik-baik saja. Anak kecil tadi dewasa terlalu cepat dan semesta tidak pernah memberinya jeda untuk rehat. Barangkali sejenak saja. Karena setiap kali satu masalah selesai, selalu datang masalah selanjutnya yang lebih-lebih. Barangkali mungkin maksudnya mendewasakan kita. Tapi nyatanya, lebih dari dewasa. Anak kecil tadi justru makin setengah gila. 


Kuharap dunia mengerti setelah ini. Bahwa tolong jangan berat-berat kalau memberi beban. Setidaknya kasih anak kecil ini kesempatan untuk bernafas sejenak. Agar ia tidak lupa bahwa hidup ini masih hidup manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sendirian💔

Kita Tidak Sedang Berlomba

Pelantikan Rektor, dan Wakil-wakil Rektor Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang