Satu Harapan di Bulan September
Mungkin, September kali ini kita akan mendengar setidaknya satu kabar baik dari usaha kita yang paling serius.
Tentang banyaknya bagian-bagian terdalam kehilangan yang harus dilepaskan perlahan. Meski pada akhirnya, tidak ada ikhlas yang sempurna perihal kehilangan. Setidaknya kita sudah pernah menjadi satu warna terang untuk dia si manusia monokrom.
Semoga September ini akan menjadi baik untuk kita yang sedikit bahagianya.
Untuk para sulung yang bebannya terlalu banyak, karena harus menjadi figur terbaik seorang kakak. Mengganti banyaknya patah hati dengan sebuah senyuman keluarga utuh dan bahagia, hingga kepada para bungsu yang sok kuat, sok tegar, sok menjadi manusia paling berani, padahal langkah kakinya selalu dianggap masih kecil.
Hidup, beban, dan jalan manusia itu beda-beda. Tidak semuanya kita kuat. Itu kenapa Tuhan menaruh porsi.
Untuk manusia baik, akan diberi banyak beban dan rintangan agar baiknya lebih mereka. Dan kepada manusia jahat, Tuhan tidak perduli. Hiduplah semaumu saja.
Seperti layaknya usia, saya pun akan menua. Kelak akan ada hari dimana saya tidak bisa lagi berjalan. Bahu saya yang tadinya dijadikan sandaran banyak orang, perlahan akan menua dan saya rebahkan. Sampai kaki saya akan saya perhatikan, sambil berkata lirih. "Wah, kamu jalannya sudah terlalu jauh yah. Terima kasih untuk pengalaman melangkahnya. Dari banyaknya tujuan yang kita sampai, kira-kira bagian mana yang jadi favorit kamu, wahai kaki?" Kemudian si kaki hanya bisa ditekuk lemah dan tidak bisa berkata lagi, seperti ingin memberi tanda. "Hey manusia yang kebanyakan mimpi, sebenarnya saya (si kaki) lelah. Tolong kasih saya (si kaki) rehat. Tubuhmu semakin lama, semakin renta dan berat".
Telinga dan kaki jaraknya terlalu jauh, sampai akhirnya isi kepala manusia tidak tahu bahwa banyak hal kecil yang juga ingin mengeluh.
Sudah lama kita asing dengan kabar baik. Sampai-sampai saya lupa, kapan terakhir kali saya disanjung. Kapan terakhir kali saya diberi hadiah. Dan sampai kapan yah?
Saya manusia, saya butuh kabar baik untuk saya. Seperti contohnya, apa yang sedang saya usahakan akhirnya berhasil, apa yang saya rintis akan menjadi besar. Atau mungkin hanya sekedar kabar baik bahwa hari ini bintang jatuh dua kali. Maka saya akan minta hidup saya bahagia, teman-teman baik saya bisa tertawa di samping saya, hingga semua keluh kesah saya akan saya titipkan di bintang itu, terserah bawa saja kemana perginya. Karena saya sudah terlalu bosan dengan gagal.
September baik, tempat lahirnya manusia-manusia kuat. Anak-anak sulungnya mama akan menua. Kadang suka payah, suka ingin menyerah, hingga suka merasa gagal menjadi manusia.
Semoga September bisa jadi bulan baik, untuk saya, keluarga saya, teman-teman baik saya. Juga kepada semua orang yang hari ini masih sama-sama berjuang
Komentar
Posting Komentar